Sate Maranggi: Cita Rasa Daging Bakar Berbumbu Rempah Khas Purwakarta – Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan kuliner yang luar biasa. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki sajian khas yang mencerminkan budaya, sejarah, dan selera lokal. Salah satu hidangan yang telah menembus batas regional dan menjadi ikon kuliner nasional adalah Sate Maranggi. Berasal dari Purwakarta, Jawa Barat, sate ini bukan sekadar daging bakar biasa. Ia adalah perpaduan sempurna antara teknik marinasi tradisional dan racikan bumbu khas Sunda yang menghasilkan rasa gurih, manis, dan sedikit asam yang unik.
🏞️ Asal-Usul dan Filosofi Nama “Maranggi”
Sate Maranggi berasal dari daerah Purwakarta dan Cianjur, dua wilayah di Jawa Barat yang dikenal dengan tradisi kuliner Sunda yang kuat. Kata “maranggi” sendiri dalam bahasa Sunda merujuk pada profesi pembuat sarung keris, yang secara filosofis menggambarkan ketelitian dan keahlian dalam meracik sesuatu. Dalam konteks kuliner, nama ini mencerminkan proses perendaman daging dalam bumbu yang dilakukan dengan penuh ketelatenan.
Sate Maranggi awalnya dijajakan oleh pedagang kaki lima dan warung sederhana, namun kini telah menjadi slot deposit 10k sajian yang dihidangkan di restoran mewah dan acara resmi. Bahkan, pada tahun 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan Sate Maranggi sebagai salah satu dari 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia.
🔥 Keunikan Proses Marinasi: Rahasia Rasa yang Mendalam
Berbeda dengan sate pada umumnya yang disajikan dengan saus kacang atau sambal, Sate Maranggi mengandalkan proses marinasi sebagai sumber rasa utama. Daging sapi atau kambing direndam dalam campuran bumbu selama beberapa jam sebelum dibakar. Bumbu rendam ini terdiri dari:
- Kecap manis
 - Bawang putih dan bawang merah
 - Jahe dan lengkuas
 - Ketumbar sangrai
 - Gula merah
 - Asam jawa atau cuka lahang (cuka dari aren)
 - Garam dan lada
 
Proses ini membuat daging menyerap bumbu secara merata, sehingga saat dibakar, aroma dan rasa yang keluar sangat khas dan menggugah selera. Karena sudah berbumbu, sate ini tidak membutuhkan saus tambahan, meski beberapa penjual menyajikannya dengan sambal tomat atau sambal oncom sebagai pelengkap.
🥩 Jenis Daging dan Teknik Pemotongan
Sate Maranggi umumnya menggunakan daging sapi bagian has dalam atau daging kambing muda yang empuk. Teknik pemotongan daging juga memengaruhi tekstur akhir. Daging dipotong melawan serat agar lebih mudah dikunyah dan tidak alot setelah dibakar.
Beberapa penjual juga menambahkan lemak sapi atau kambing di antara potongan daging untuk memberikan sensasi juicy dan aroma khas saat dibakar. Tusukan sate biasanya berisi 3–5 potong daging, tergantung ukuran dan jenis daging yang digunakan.
🍽️ Variasi Penyajian dan Pendamping Sate Maranggi
Sate Maranggi bisa disajikan dengan berbagai pelengkap yang memperkaya pengalaman makan:
- Nasi putih hangat
 - Nasi timbel (nasi yang dibungkus daun pisang)
 - Ketan bakar
 - Lontong
 - Acar mentimun dan bawang merah
 - Sambal tomat atau sambal oncom
 
Di Purwakarta, ketan bakar menjadi pendamping favorit karena teksturnya yang kenyal dan rasa gurihnya yang cocok dengan sate berbumbu manis. Sementara di Cianjur, nasi timbel dan lalapan lebih sering digunakan sebagai pelengkap.
